KM Tantonga: Ramai orang membicarakan
kenaikan BBM, masyarakat Bima justru
tetap asyik menikmati sarana tranportasi tradisional Benhur. Transportasi
yang menggunakan tenaga kuda ini merupakan salah satu warisan budaya yang
memberi ciri khas kebudayaan tersendiri yang terus dilestarikan. Walaupun sudah
banyak kendaraan bermotor yang lebih cepat dan lebih canggih, tetapi
pemanfaatan transportasi ini masih diminati. Selain itu sarana transportasi dengan
tenaga kuda
ini juga dapat dimodifikasi menjadi gerobak, karena kotak benhur sudah
dirancang untuk memliki dua fungsi yang berbeda tergantung pada kebutuhan dan
pemanfaatannya.
Apabila
dibutuhkan untuk mengangkut barang dan material lainnya maka, pemilik benhur
akan memodifikasi benhur menjadi gerobak dan
membuka atapnya yang di ikat oleh beberapa baut, setelah atapnya terbuka maka
benhur akan berganti nama dan berganti fungsi menjadi gerobak yang siap
digunakan untuk mengangkut barang dan material lainnya.
Suhardin
(45) kusir benhur/gerobak asal Desa Sie Kecamatan Monta,menuturkan kepada
Tantonga, dalam sehari ia dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan
pendapatan mencapai 30 ribu rupiah. “Lebih-lebih jika dihari kerja,” ujarnya
polos karena pemanfaat benhur masih didominasi oleh pegawai dan para siswa yang
berdomisili sekitar desa Sie, Tangga, Sakuru dan desa Monta.
Pria
yang mengaku telah lebih dari 15 tahun melakoni pekerjaannya sebagai kusir ini
jika hari libur mensiasati dengan memanfaatkan benhurnya sebagai gerobak untuk
alat pengangkut material seperti pasir, dan bahan bangunan lainnya. Gerobak
juga masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat tani sebagai sarana pengangkut
pasca panen, selain lebih murah dan juga lebih efisien untuk mengangkut hasil
dari lokasi panen ke tempat penyinpanan masyarakat.
Dengan
dua kelebihan diatas Suhardin Optimis bahwa benhur/gerobak mampu bertahan
ditengan hadirnya sarana transportasi moderen yang semakin banyak saat ini,
dengan keyakinan bahwa setiap alat yang dibuat pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. “Yang jelas Benhur tidak pusing jika BBM naik,”
ujarnya polos.
Suhardin
juga berharap agar keberadaan alat transportasi ramah
lingkungan ini
mendapat perhatian pemerintah untuk mendukung pariwisata daerah kedepannya,
karena selain sebagai alat transportasi umum benhur juga dapat di manfaatkan
sebagai sarana transportasi pariwisata daerah Bima. [AL]
Posting Komentar